Tuesday, November 16, 2010

Hakikat Asya'irah




Assalamualaikum,

Penulis mengambil kesempatan ini untuk memanjangkan tulisan PANEL PENYELIDIKAN YAYASAN SOFA, NEGERI SEMBILAN berkenaan sedikit pengenalan hakikat kedudukan mazhab Asyai'rah yang merupakan salah satu dari dua mazhab tauhid Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang selain Al- Maturudiah di perakui oleh jumhur ulamak Islam. Tulisan ini telah dipetik pada 16 November 2010 sebagaimana disiarkan dalam Utusan Malaysia seperti berikut:

PERHENTIAN kita yang seterusnya dalam menelaah kitab Mafahim Yajib an Tusohhah (Kefahaman Yang Wajib DiPerbetulkan) karya al-Muhaddith Dr.Sayyid Muhammad bin 'Alawi al-Maliki ialah tentang salah faham terhadap mazhab akidah Asya'irah. Asya'irah adalah gelaran kepada mereka yang mengikut pegangan mazhab akidah yang dirumuskan oleh al-Imam Abu al-Hassan al-Asy'ariy RH. Ia merupakan mazhab akidah majoriti besar umat Islam sepanjang zaman.

Pun begitu, masih ramai umat Islam tidak mengetahui tentang mazhab Asya'irah. Mereka tidak mengenali siapakah yang dimaksudkan dengan al-Asya'irah dan kaedah mereka di dalam bidang akidah. Lantaran itu, sebahagian daripada mereka tidak berhati-hati meletakkan Asya'irah di dalam kesesatan dan melemparkan tuduhan bahawa Asya'irah telah terkeluar daripada agama Islam dan tergolong di dalam golongan mulhid (terpesong daripada kebenaran) di dalam menghuraikan sifat-sifat Allah.

Kejahilan inilah yang menyebabkan berlakunya perpecahan terhadap kesatuan Ahli Sunnah dan merobek kesatuan umat Islam sehingga sebahagian orang-orang jahil menganggap golongan Asya'irah tergolong di dalam golongan yang sesat.

Saya tidak tahu, bagaimana mereka menyamakan di antara golongan yang beriman dengan golongan yang sesat, dan bagaimana mereka boleh menyamakan di antara golongan Ahli Sunnah dengan pelampau Muktazilah yang merupakan golongan Jahmiyyah? (pengikut Jaham ibn Sofwan yang berasal dari Khurasan. Mazhabnya dikenali dengan Jabariah yang berpendapat tidak ada ikhtiar bagi makhluk.)

Firman Allah SWT: Patutkah Kami (berlaku tidak adil dengan) menjadikan orang-orang Islam (yang taat) sama seperti orang-orang yang berdosa (yang kufur dan ingkar)." (Apa sudah jadi dengan akal kamu?) Bagaimana kamu menetapkan hukum (yang terang-terang salahnya itu)? (al-Qalam: 35-36)

Asya'irah ialah pemimpin-pemimpin ulama Islam yang membawa petunjuk dan ulama yang mempunyai ilmu meliputi timur dan barat. Kelebihan, keilmuan dan keagamaan mereka disepakati oleh manusia pada zaman mereka. Mereka merupakan tokoh-tokoh ulama Ahli Sunnah berwibawa tinggi yang berdiri teguh menentang kesesatan fahaman Muktazilah. Dalam mengupas tentang mazhab Asya'irah, Ibnu Taimiyyah berkata: Ulama ialah golongan pembantu ilmu-ilmu agama, manakala Asya'irah ialah golongan pembantu usul agama. (Al-Fatawa: H: 16, Juzu' 4)

Sesungguhnya mereka merupakan tokoh-tokoh hadis, fekah dan tafsir dari kalangan tokoh-tokoh imam yang utama seperti Syeikh al Islam Ahmad Ibnu Hajar al 'Asqalani RH; syeikh dan pakar hadis yang tidak boleh dipertikaikan lagi. Beliau juga merupakan pengarang kitab Fath al Bari 'ala Syarh al Bukhari yang tidak dapat tidak, diperlukan dan dipegang oleh semua ulama. Beliau berpegang dengan mazhab Asy'ari.

Begitu juga syeikh ulama Ahli Sunnah; Imam Nawawi RH, pengarang Syarah Sohih Muslim dan karya-karya lain yang masyhur, bermazhab Asy'ari. Syeikh Ahli Tafsir, Imam al Qurtubi RH pengarang kitab Tafsir al Jami' li Ahkam al Quran, bermazhab Asy'ari. Syeikh al Islam Ibnu Hajar al Haitami RH pengarang kitab al Zawajir 'an Iqtiraf al Kabair, bermazhab Asy'ari. Syeikh Feqah dan Hadith, al Imam al Hujjah al Thabat Zakaria al Ansari RH, bermazhab Asy'ari.

Imam Abu Bakar al Baqilani RH, Imam al Qustallani RH, Imam al Nasafi RH, Imam al Syarbini RH, Abu Hayyan al Nahwi RH pengarang tafsir al Bahr al Muhit, Imam Ibnu Juzaiy RH pengarang kitab al Tashil fi Ulum al Tanzil dan lain-lain lagi, kesemuanya merupakan tokoh-tokoh Asya'irah.

Sekiranya kita hendak mengira bilangan pakar ilmuwan dari kalangan ahli hadis, tafsir dan fekah yang bermazhab Asy'ari, pasti tidak muat untuk ditulis di dalam kitab ini dan tentunya memerlukan beberapa jilid kitab untuk memuatkan kesemua nama ulama ini yang ilmu mereka tersebar luas di timur dan barat dunia. Sesungguhnya menjadi kewajipan ke atas diri kita, menyifatkan mereka dengan sifat-sifat yang baik dan mengenali kelebihan ahli ilmu yang telah menaburkan khidmat mereka kepada syariat Rasulullah SAW.

Wednesday, September 22, 2010

KESESATAN-KESESATAN MUHAMMAD IBN ABDUL WAHHAB



Petikan dari kitab "At-Tahdzir asy-Syar'i Min-man Khalafa Ahlassunnah Wal Jama'ah" yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia: Mewaspadai Ajaran-Ajaran Sesat di Luar Ahlussunnah Wal Jama'ah oleh Penerbit SYAHAMAH


Golongan Wahhabi adalah pengikut Muhammad ibn Abdul Wahhab an-Najdi (W. 1206 H). Muhammad ibn Abdul Wahhab (Perintis gerakan Wahhabiyyah) adalah seorang yang tidak diakui keilmuannya oleh para ulama. Bahkan saudaranya; Sulaiman ibn Abdul Wahhab menulis dua buah karya bantahan terhadapnya. Ini ia dilakukan karena Muhammad ibn Abdul Wahhab menyalahi apa yang telah disepakati oleh kaum muslimin baik di daerahnya maupun di tempat lain, baik dari kalangan pengikut madzhab Hanbali maupun pengikut mazhab lain.

Bantahan pertama berjudul ash-Shawa'iq alIlahiyyah dan yang kedua berjudul Fashl al Khitab fi ar-Raddi 'ala Muhammad ibn Abdil Wahhab. Begitu juga seorang ulama madzhab Hanbali ternama, seorang mufti Makkah pada masanya, Syekh Muhammad ibn Humaid, tidak menyebutkan nama Muhammad ibn Abdul Wahhab dalam jajaran ulama madzhab Hanbali, padahal dalam kitabnya berjudul as-Suhub al Wabilah 'ala Dhara'ih al Hanabilah ia menyebutkan sekitar 800 ulama laki-laki dan perempuan dari kalangan madzhab Hanbali. Yang disebutkan dalam kitab tersebut adalah biografi ayahnya; Syekh Abdul Wahhab. Syekh Muhammad ibn Humaid memuji keilmuan ayahnya dan menyebutkan bahwa ayahnya ini semasa hidupnya sangat marah terhadap Muhammad (anaknya) tersebut dan memperingatkan orang-orang untuk menjauh darinya. Sang Ayah berkata: Maknanya:


يا ما ترون من محمد من الشر



"Kalian akan melihat kejahatan yang akan dilakukan oleh Muhammad". Syekh Muhammad ibn Humaid wafat sekitar 80 tahun setelah Muhammad ibn Abdul Wahhab. Muhammad ibn Abdul Wahhab telah membuat agama baru yang diajarkan kepada pengikutnya. Dasar ajarannya ini adalah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya dan meyakini bahwa Allah adalah benda yang duduk di atas Arsy. Keyakinan ini adalah penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya, karena duduk adalah salah satu sifat manusia. Dengan ajarannya ini, Muhammad ibn Abdul Wahhab telah menyalahi firman Allah:


لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maknanya: “Dia (Allah) tidak menyerupai segala sesuatu dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya” (QS. asy- Syura: 11)

Para ulama salaf bersepakat bahwa barangsiapa yang menyifati Allah dengan salah satu sifat di antara sifat-sifat manusia maka ia telah kafir. Sebagaimana hal ini ditulis oleh Imam al Muhaddits as-Salafi ath-Thahawi (227 - 321 H) dalam kitab aqidahnya yang terkenal dengan nama al Aqidah ath-Thahawiyah, teks pernyataannya adalah:



و من وصف الله بمعنى من معاني البشر فقد كفر

Maknanya: "Barang siapa mensifati Allah dengan salah satu sifat dari sifat-sifat manusia, maka ia telah kafir”.

Di antara keyakinan golongan Wahhabiyyah ini adalah mengkafirkan orang yang berkata: “Yaa Muhammad…”, mengkafirkan orang yang berziarah ke makam para nabi dan para wali untuk bertabarruk (mencari barakah), mengkafirkan orang yang mengusap makam para nabi untuk bertabarruk, dan mengkafirkan orang yang mengalungkan hirz (tulisan ayat-ayat al Qur’an atau lafazh-lafazh dzikir yang dibungkus dengan rapat lalu dikalungkan di leher) yang di dalamnya hanya tertulis al Qur’an dan semacamnya dan tidak ada sama sekali lafazh yang tidak jelas yang diharamkan. Mereka menyamakan perbuatan memakai hirz ini dengan penyembahan terhadap berhala.

Mereka (golongan Wahhabiyyah) dalam hal ini telah menyalahi para sahabat dan orang-orang salaf yang shalih. Telah menjadi kesepakatan bahwa boleh berkata“Yaa Muhammad…” ketika dalam kesusahan. Semua umat Islam bersepakat tentang kebolehan ini dan melakukannya dalam praktek keseharian mereka, mulai dari para sahabat nabi, para tabi’in dan semua generasi Islam hingga kini. Bahkan Imam Ahmad ibn Hanbal;Imam Madzhab Hanbali yang mereka klaim di negeri mereka sebagai madzhab yang mereka ikuti, telah menyatakan kebolehan menyentuh dan meletakkan tangan di atas makam Nabi Muhammad, menyentuh mimbarnya dan mencium makam dan mimbar tersebut apabila diniatkan untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan bertabarruk. Hal ini ia sebutkan dalam kitabnya yang sangat terkenal berjudul al Jami' fi al'Ilal wa Ma'rifati ar-Rijal.

Mereka telah menyimpang dari jalur umat Islam dengan mengkafirkan orang yang beristighatsah kepada Rasulullah dan bertawassul dengannya setelah wafatnya. Mereka berkata: “Bertawassul dengan selain yang hidup dan yang hadir (ada di hadapan kita) adalah kufur”. Atas dasar kaidah ini, mereka mengkafirkan orang yang berbeda pendapat dengan mereka dalam masalah tawassul ini dan menghalalkan membunuhnya. Pemimpin mereka Muhammad ibn Abdul Wahhab berkata: “Barang siapa yang masuk dalam dakwah kita maka ia mendapatkan hak sebagaimana hak-hak kita dan memiliki kewajiban sebagaimana kewajiban-kewajiban kita dan barang siapa yang tidak masuk (dalam dakwah kita) maka ia kafir dan halal darahnya”.

Bagi yang hendak mengetahui secara luas tentang dalil-dalil yang membantah pernyataan-pernyataan mereka, silahkan membaca kitab-kitab yang banyak ditulis dalam membantah mereka seperti kitab yang berjudul ar-Raddu al Muhkam al Matin karya seorang muhaddits daratan Maroko yaitu Syekh Abdullah al Ghammari dan kitab yang berjudul al Maqalat as-Sunniyah fi Kasyfi Dhalalat Ahmad ibn Taimiyah karya muhaddits daratan Syam; Syekh Abdullah al Harari. Kitab yang terakhir disebut ini dinamakan demikian karena Muhammad ibn Abdul Wahhab mengambil paham dalam mengharamkan tawassul kecuali dengan orang yang hidup dan yang hadir dari kitab-kitab Ibnu Taimiyah (W. 728 H).

Padahal Ibnu Taimiyah menyarankan bagi orang-orang yang terkena semacam kelumpuhan (al Khadar) pada kaki, hendaklah mengucapkan: "Yaa Muhammad...”. Pernyataan Ibnu Taimiyah ini ia tulis dalam karyanya al Kalim at-Thayyib terbitan al Maktab al Islami, Cet. Ke-5 tahun 1405 H/1985. Pernyataannya ini menyalahi apa yang ia tulis sendiri dalam karyanya at-Tawassul wa al Wasilah. Muhammad ibn Abdul Wahhab mengambil paham dalam mengharamkan tawassul dari kitab at-Tawassul waal Wasilah dan tidak menyetujui apa yang ditulis Ibnu Taimiyah dalam kitab al Kalim ath-Thayyib.

Faedah:

Para ahli fiqh, hadits, tafsir serta para sufi di segenap penjuru dunia Islam telah menulis banyak sekali (lebih dari seratus) risalah-risalah kecil atau buku-buku khusus untuk membantah Muhammad ibn Abdul Wahhab dan para pengikutnya. Di antaranya adalah Syekh Ahmad ash-Shawi al Maliki (W. 1241 H), Syekh Ibnu 'Abidin al Hanafi (W. 1252 H), Syekh Muhammad ibn Humaid (W. 1295 H) mufti Madzhab Hanbali di Makkah al Mukarramah, Syekh Ahmad Zaini Dahlan (W. 1304 H) mufti madzhab Syafi’i di Makkah al Mukarramah dan ulama lainnya. Apa yang telah kami sebutkan di atas hanyalah sebagian kecil dari kesesatan Muhammad ibn Abdul Wahhab dan gerakannya (Wahhabiyyah). Karena itu, demi menjaga kemurnian ajaran yang dibawa oleh Rasulullah –shallallahu 'alayhi wasallam-, maka waspadalah terhadap ajaran-ajaran sesatnya, dan bagi yang telah mengetahui kesesatannya hendaklah memberitahukannya kepada yang belum mengetahui. Semoga bermanfaat, Amin.

Monday, September 20, 2010

MUJAHADAH DAN RIYADHAH


Oleh : Syeikh Habib

Segala puji dan puja kepada Allah yang tiada putus-putus mengurniakan nikmat dan rahmat kepada hamba-hambaNya. Dan sentiasa didalam keadaan melihat serta lemah lembaut terhadap hamba-hambaNya, serta mengasihi pula hamba-hambaNya yang melakukan kebaikan dan amat tidak menyukai kepada hamba-hambaNya yang hidup di dalam kelalaian dan melakukan maksiatan.
Selawat dan salam keatas nabi junjungan Muhammad s.a.w, penyejuk mata kita, kekasih kita dan ruh kita.

Ketahuilah wahai para murid yang menuju jalan kepada Allah, di dalam ilmu tasawuf dan tareqah, mujahadah dan riyadhah adalah dua perkara yang penting yang boleh dikatakan sebagai dasar atau rukun di dalam melalui perjalanan ke hadrat Allah s.w.t.
Mula-mula kita memerhatikan erti kedua istilah yang tersebut di sisi ahli tasawuf.

1. MUJAHADAH – Ertinya berjuang atau melawan hawa nafsu, melawan kehendak hawa nafsu jahat yang menghalangi seseorang murid itu serta godaan dan bisikan syaitan, melawan dan meninggalkan perkara-perkara yang boleh menjatuhkan seseorang murid itu kedalam kelalaian dan kemaksiatan serta jauh daripada Allah Azza Wa Jalla.

2. RIYADHAH – Ertinya latihan atau melatih diri dan hawa nafsu supaya tunduk di dalam melakukan wirid zikir tareqah dan ibadah-ibadah yang lain supaya menjadi suatu kelaziman bagi diri seseorang murid di dalam melakukan ketaatan serta menjauhi kemaksiatan walaupun ada masanya di dalam melakukan riyadhah ini hawa nafsu seseorang murid tiada langsung merasai manis dan lazat dalam melakukan ibadah.

Begitulah pengertian mujahadah dan riyadhah secara dasarnya untuk menambahkan lagi kefahaman bagi para murid mengenai dua perkara yang disebutkan ini. Di dalam Al-Quran disebutkan firman Allah mengenai perkara mujahadah yang bermaksud:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
Ertinya:
“Dan orang-orang yang bermujahadah untuk (mencari keredhaan) KAMI, benar-benar akan KAMI tunjukkan kepada mereka jalan-jalan KAMI.” (Surah Al-Ankabut 69)

Sebagai orang Islam kita disarankan oleh Allah dan RasulNya supaya bermujahadah untuk mencapai kebaikan dan kemenangan, kerana kebaikan dan kemenangan tidak akan datang percuma begitu sahaja, apatah lagi jika seseorang murid yang melalui jalan ubudiah dan mekrifahnya kepada Allah, terlebih lagi ditekankan ke atas mereka itu (murid-murid). Seperti mana yang telah dimuafakatkan oleh para masyaikh ahli tasawuf dan tareqah yang menghukumkan wajib bari para murid itu melakukan mujahadah dan riyadhah di dalam perjalanannya menuju Allah.

Tetapi yang berlaku pada dunia hari ini kebanyakan orang-orang Islam dan murid-murid yang menjalani tasawuf dan tareqah tiada menitik beratkan perkara ini, mungkin kerana kejahilan atai tiada mempunyai ilmu dan kefahaman mengenai perkara ini. Sedangkan perkara yang disebutkan ini semua sumbernya jelas digali daripada Al-Quran dan Al-Hadith dan juga dari kitab-kitab para alim ulama’ yang zuhud dan wara’ lagi tergolong daripada aulia’ Allah, kerana itulah orang-orang Islam dan para murid yang menjalani jalan Allah tiada mendapat apa-apa kejayaan di dunia dan mungkin juga di akhirat kelak.

Tuesday, August 17, 2010

JANGAN SAKITI RASULULLAH S.A.W



Utusan Malaysia 7 Mei 2010

Oleh : SYEIKH MUHAMMAD FUAD KAMALUDIN AL-MALIKI


SESIAPAPUN akan merasa sedih dan terguris hati jika keburukan kedua ibu bapanya disebut-sebut di hadapannya kalaupun ia suatu yang benar dan bukan sekadar tuduhan. Inilah fitrah hubungan kasih dan sayang yang ada di antara seseorang itu dengan ibu bapa kandungnya.

Keburukan apakah yang lebih besar daripada kekufuran dan kekufuran siapakah yang lebih jelas daripada Abu Lahab sehingga celaan Allah SWT terhadapnya terakam jelas di dalam al-Quran. Tetapi apabila sampai ke telinga Nabi SAW bahawa ada sahabat yang mengungkit tentang kekufuran dan penentangan Abu Lahab di hadapan anak perempuannya yang Muslim, Nabi SAW telah melarang dan menegur perbuatan itu dengan sabdanya, "Jangan engkau mencerca mereka yang mati, lalu engkau menyakiti mereka yang hidup." (Riwayat al-Tirmizi).

Jika itulah sikap Nabi SAW dalam kes Abu Lahab, bagaimanakah pula jika ibu dan ayah Nabi SAW sendiri yang disebut dan diungkit sebagai kufur dan berada dalam neraka? Adakah Nabi SAW tidak terguris hati atau merasa disakiti, tanpa mengira apa pun niat si penyebut? Lebih buruk lagi keadaannya jika diinsafi bahawa pandangan yang ibu dan ayah Nabi itu kufur adalah tidak benar dan bercanggah dengan pandangan jumhur ulama umat ini. Maka kenyataan tersebut turut merupakan suatu pendustaan dalam isu yang begitu dekat dengan kekasih Allah SWT dan makhluk-Nya yang paling mulia.

Malangnya, akhir-akhir ini, telah beberapa kali dakwaan bahawa ibu dan bapa Nabi SAW itu kufur dan berada dalam neraka di ketengahkan dalam masyarakat kita secara terbuka dalam media perdana oleh para pendakwah yang popular dan dikenali ramai. Dalam keadaan begitu, tidak mustahil akan ramai ahli masyarakat yang tidak berkeahlian akan mudah terpengaruh, lantas sama-sama mengulangi kalimah yang pastinya menyakiti Nabi SAW itu. Mahukah kita jika umat Islam di Malaysia sampai terhitung sebagai tidak peka dengan apa yang menyakiti Nabi SAW? Bukankah ini boleh mengundang kemurkaan Allah dan Rasul-Nya?

Isu Yang Tak Patut Ditimbulkan

Jika diteliti secara insaf, sebenarnya tidak terdapat satu sebab pun yang munasabah untuk isu status ibu dan bapa Nabi SAW kita ungkit dan ditimbulkan di tengah-tengah masyarakat kita. Jika tidak ditimbulkan isu ini, masyarakat kita amnya mempunyai tanggapan yang sangat mulia terhadap ibu dan bapa Nabi SAW. Sikap ini adalah sikap yang lebih tepat dan berasas, seperti yang akan kita huraikan. Kalau pun ada yang bertanggapan bahawa ini adalah suatu sikap yang bercanggah dengan hadis, apakah isu ini menepati keutamaan yang begitu tinggi dan mendesak sehingga perlu ditimbulkan. Adakah selama ini dengan memuliakan ibu dan bapa Nabi SAW telah begitu merugikan dan memundurkan Islam dan umatnya di Malaysia?

Selain kerana tiada keperluan jelas untuk ditimbulkan, isu ini juga tidak patut ditimbulkan secara terbuka kerana untuk benar-benar menganggapnya secara adil menuntut kajian dan penelitian ilmiah khusus. Kenapalah kita perlu menyibukkan masyarakat awam dengan persoalan-persoalan yang tidak mudah atau tidak mampu untuk mereka sikapi dengan adil?

Sebenarnya, isu ini ada persamaan dengan beberapa isu-isu agama yang sifatnya kompleks dan boleh mengelirukan yang suka ditimbulkan oleh segelintir penceramah akhir-akhir ini. Walaupun kita sangat keberatan membahaskannya, tetapi apabila sudah ada yang menimbulkannya secara terbuka maka wajiblah pula penjelasan dibuat agar masyarakat tidak keliru dan tersalah faham. Pendek kata ia sudah menjadi suatu kemungkaran dan kezaliman ilmiah yang wajib dicegah dan dibetulkan.

Fahaman Yang Lebih Sejahtera

Pandangan yang mendakwa ibu dan bapa Nabi SAW adalah kufur dan berada dalam neraka sebenarnya berpunca daripada dua hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam salah satunya, Nabi SAW bersabda bahawa Baginda tidak diizinkan oleh Allah memohon keampunan bagi ibu Baginda tetapi diizinkan menziarahi kuburnya. Dalam hadis kedua, Nabi SAW diriwayatkan menjawab pertanyaan seorang lelaki tentang nasib bapanya dengan menjawab bahawa ayah lelaki tersebut dan ayah Baginda sendiri berada dalam neraka. Walaupun sahih dari segi sanadnya tetapi jumhur ulama berpendapat bahawa teks hadis-hadis ini tidak boleh difahami secara zahir semata-mata. Ia adalah suatu yang biasa berlaku dalam kita berinteraksi dengan hadis. Bukan hanya kesahihan sanad menjadi penentuan hukum daripada sesuatu hadis. Terdapat juga kaedah-kaedah tertentu dalam memahami teks hadis itu sendiri yang perlu dipatuhi.

Berdasarkan kaedah-kaedah dalam memahami teks hadis, hadis-hadis di atas sebenarnya tidak mendokong kesimpulan bahawa ibu dan bapa Nabi SAW kufur dan diazab. Pertamanya, makna zahir hadis-hadis ini tidak boleh dipegang kerana ia bertentangan dengan nas-nas al-Quran dan hadis-hadis lain. Antaranya, ayat-ayat dan hadis yang mensabitkan bahawa Nabi SAW adalah berasal daripada keturunan yang mulia dan terpelihara seperti ayat 219, surah al-Syu’ara’ yang bermaksud, "dan (Allah melihat) pergerakanmu di antara orang-orang yang sujud". Ibnu ‘Abbas r.a, seperti yang diriwayatkan oleh al-Bazzar, al-Tabrani dan Abu Nuaim serta dalam tafsir-tafsir al-Tabari dan al-Qurtubi, berpendapat bahawa ayat ini bermaksud bahawa Nabi SAW telah berpindah dari satu sulbi ke satu sulbi di kalangan nenek moyang yang sujud dan beriman. Hal ini disokong oleh hadis-hadis yang merakamkan bahawa Nabi SAW pernah memuji atau berbangga dengan ibu bapa dan keturunannya, sedangkan adalah tidak wajar Nabi SAW melakukan demikian jika mereka itu syirik atau kufur.

Maksud zahir hadis-hadis ini juga bertentangan dengan nas-nas al-Quran berkenaan kaedah bahawa Allah SWT tidak akan mengazab sesuatu kaum sebelum dikirimkan para rasul-Nya untuk menyampaikan agama yang benar (al-Israa’:15, al-An’aam:131, al-Syu’araa’, al-Nisaa’:165). Terdapat pula ayat-ayat yang menafikan bahawa terdapat rasul yang dikirim kepada kaum Nabi Muhammad SAW sebelum kebangkitan Baginda (Saba’:44, al-Qasas:46). Maka kesimpulan yang lebih tepat adalah kedua-dua ibu dan bapa Nabi SAW sama ada beriman dengan peninggalan risalah rasul-rasul yang terdahulu ataupun tergolong dalam kalangan Ahlul Fatrah, iaitu mereka yang berada di zaman yang tiada rasul, menyebabkan mereka secara prinsipnya tidak akan diazab.

Ada juga pandangan ulama yang mentakwilkan makna ‘abi’ dalam hadis kedua yang zahirnya bermaksud ‘ayah’ kepada Abu Talib atau Abu Lahab, bapa-bapa saudara Nabi SAW dan bukannya Abdullah, bapa Baginda SAW.

Penggunaan panggilan sebegini memang berlaku dalam bahasa Arab dan dalam al-Quran sendiri dalam kes Nabi Ibrahim AS (al-An’aam : 74). Ada juga pandangan ulama bahawa kedua-dua hadis Riwayat Muslim itu memang perlu ditakwilkan kerana makna zahirnya bercanggah. Jika ibu Nabi SAW benar-benar kafir, Nabi SAW tidak akan diizinkan Allah SWT untuk menziarahi kuburnya.

Kita juga telah menyentuh bagaimana mengatakan ibu dan bapa Nabi SAW berada di dalam neraka akan menyakiti Nabi SAW. Menyakiti Nabi dengan apa cara sekalipun adalah jelas diancam di dalam al-Quran dengan laknat Allah SWT di dunia dan akhirat serta dijanjikan dengan siksa yang pedih dan hina (al-Tawbah:61 dan al-Ahzab:57). Melihat betapa besarnya kesalahan ini, tidak hairanlah Saidina Umar bin Abdul Aziz dilaporkan telah mengancam seorang pegawainya yang mengatakan ibu dan bapa Nabi SAW musyrik dengan hukuman dipotong lidahnya, dipotong tangan dan kakinya dan dipancung kepalanya. Lalu pegawai itu dilarang memegang apa-apa jawatan sepanjang khilafahnya.(Tarikh Ibn ‘Asakir). Imam al-Alusi (m.1127H) pula dalam Tafsir Ruh al-Maaninya ada memberi amaran keras, "Aku bimbangkan kekufuran terhadap seseorang yang menuduh ibu dan ayah Nabi SAW (kufur) (Jilid 11, ms.207).

Perincian dan huraian lanjut tentang pandangan para ulama yang membela ibu dan bapa Nabi SAW boleh didapati dalam beberapa kitab termasuk kitab-kitab khusus karangan Imam al-Hafiz Jalaluddin al-Suyuti, Masalik al-Hunafa dan al-Ta’dzim wal Minnah, kitab al-Hujaj al-Wadhihaat karya ulama’ Makkah, Al-’Allamah Sayyid Ishaq Azzuz, kitab Sadad al-Din oleh Imam al-Barzanji, kitab Hadyu al-Nairain karya al-Allamah Prof.Dr.Judah al-Mahdi dari Universiti al-Azhar Mesir dan fatwa Mufti Mesir, Al-Syeikh Dr.Ali Jum’ah dalam koleksi fatwanya, al-Bayan. Insya-Allah dalam masa terdekat, kami akan mengeluarkan terjemahan dan sedutan daripada kitab-kitab ini dalam bahasa Melayu.

Jelas daripada perbahasan ringkas kita ini bahawa, jika kita mahu, ruang untuk kita mempertahankan keimanan dan terselamatnya ibu dan bapa Nabi SAW yang mulia adalah luas terbentang. Kalaulah bersangka baik itu terpuji, maka apakah lagi situasi yang lebih utama untuk kita bersangka baik selain dalam isu ini yang membabitkan hak kekasih dan makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah SWT. Ia juga sebenarnya adalah sangka baik kita terhadap Allah SWT sendiri yang Maha Kaya lagi Berkuasa untuk meletakkan zuriat kekasih-Nya dalam rantaian keturunan hamba-hamba-Nya yang terpilih.

Di sebalik episod yang sangat mengguris hati ini, mungkin ada beberapa hikmah dan pengajaran yang perlu diambil. Para penceramah yang giat mengisi ruang dakwah di tengah masyarakat mestilah sangat berhati-hati dalam memilih kandungan dan mesej dakwah mereka. Ini kerana, bersama populariti dan kemasyhuran itu datangnya amanah yang dipertanggungjawabkan. Bagi masyarakat pula, di zaman ledakan informasi ini yang turut menyaksikan informasi agama turut tersebar tanpa kawalan, mereka perlulah lebih berhati-hati dalam mempercayai apa yang mereka baca dan dengar. Maklumat agama yang keluar di akhbar, terdengar di radio, tersiar di TV dan popular di internet tidaklah semestinya dijamin betul dan benar. Dalam bab agama, janganlah kita malas mengkaji dan mempastikan kerana akhirat kitalah yang jadi pertaruhannya. Isu ini juga adalah satu contoh jelas bagaimana sikap terlalu merujuk kepada Sunnah tanpa berpandukan kaedah dan panduan para ulama muktabar adalah sikap yang silap dan merbahaya. Janganlah kita mudah terbawa-bawa dengan sesetengah aliran yang mendakwa sebagai menjuarai Sunnah sedangkan hakikatnya mereka sering menzalimi Sunnah dan yang empunya Sunnah SAW. Semoga Allah SWT menjadikan kita di kalangan mereka yang sentiasa menggembirakan dan mempertahankan kekasih-Nya, Nabi Muhammad SAW.

Penulis ialah Ahli Majlis Agama Islam Negeri Sembilan dan Penasihat Yayasan Sofa Negeri Sembilan

Tuesday, August 10, 2010

Ibubapa bukan liabiliti


PETIKAN : 'Nota Hati Seorang Lelaki' ( Pahrol Mohd Juoi )

Inilah cerita benar. Cerita benar seorang penulis yang Berjaya. Beginilah kisahnya...

Entahlah apa yang selalu bermain pada fikiran ayah. Apabila saya ingin pulang kembali ke kota, dia kerap minta duit. Seakan-akan mendesak....

" Ada duit? Minta ayah sedikit.."

Saya masih ingat waktu itu kehidupan saya terlalu sukar. Untuk mendapat seratus ringgit di dalam poket pada satu-satu masa pun payah. Kalau balik kampung selalunya duit yang ada hanya cukup-cukup tambang. Mujurlah, isteri dan anak-anak saya sudah faham. Alhamdulilah mereka 'sporting' dan tidak banyak meragam.

"Emak, ayah asyik minta duit. Bukan tak mahu bagi, tapi saya memang tak ada duit," Bisik saya kepada emak. Emak seperti biasa, berwajah selamba, sukar ditembak reaksinya.

" Bagilah beberapa yang ada," cadang emak pendek.

"Takkan 5 ringgit?"


Emak mengganguk.

Saya rasa bersalah untuk memberi ayah wang sebanyak itu. Apalah yang boleh dibeli dengan wang 5 ringgit....Tapi kerana tidak mahu menghampakan harapan ayah dan ikutkan cadangan emak, saya gagahi juga memberinya.

Ayah selalunya tersenyum menerima pemberian saya. Tetapi yang mengejutkan ialah apabila kami sekeluarga berada dalam perut bas dalam perjalanan pulang ke kota. Di kocek anak saya sudah terselit wang sepuluh ringgit. Siapa yang bagi kalau bukan Ayah? 10 tolak 5, saya masih 'untung' 5 ringgit. Geli hati mengenangkannya.

Begitulah selalunya tahun demi tahun. Apabila kami pulang ziarah ke kampung, saya akan memberi pemintaan ayah. Kengkadang terlupa, tetapi ayah akan selalu mengingatkan. Akhirnya, saya memang sediakan peruntukan khas untuk diberikan kepada ayah setiap kali pulang kampung. Kedudukan ekonomi saya yang masih goyah kekadang hanya mengizinkan wang dua ringgit untuk diberikan kepada ayah. Ironinya, ayah tetap dengan pemintaannya dan tetap tersenyum apabila menerima. Tidak kira berapa jumlahnya. Emak terus-terusan selamba. Saya masih sukar menandingi ketajaman rasa seorang isteri (emak) dalam memahami hati suaminya (ayah).

Begitupun setiap kali dalam perjalanan pulang, kocek anak saya akan jadi sasaran. Kekadang itulah duit pelengkap membeli tiket pulang. Ayah akan setiap memasukkan duit yang melebihi jumlah saya berikan kepadanya. Saya tidak mengambil masa lama untuk memahami apa maksud tersirat disebalik perlakuan ayah itu. Dia meminta wang pada saya bukan kerana 'tidak ada', tetapi dia ada sesuatu yang lebih besar ingin dicapainya atau disampaikannya.

Namun, secara bertahap-tahap buku tulisan saya semakin mendapat sambutan. Bukan itu sahaja, perniagaan yang saya mulakan secara kecil-kecilan semakin membesar. Kalau dulu kami pulang ke kampung dengan bas, tetapi selepas beberapa tahun saya pulang dengan kereta milik sendiri. Saya masih ingat komen ayah ketika saya pulang dengan kereta kecil Kancil milik kami sendiri.


"Nanti, besarlah kereta kamu ini...." ujur ayah senyum.

Apapun saya tetap memenuhi permintaan ayah setiap kali pulang ke kampung. Wang saya dahulukan kepadanya. Dan ayah juga konsisten dengan sikapnya, ada sahaja wang yang diselitkan dalam kocek anak saya.

" Eh tak payahlah ayah..." sekarang saya mula berani bersuara. Ekonomi keluarga sudah agak stabil. Malu rasanya mengambil duit ayah walaupun perantaraan pemberian datuk kepada cucunya. Saya tahu dan sedar, hakikatnya ayah hendak memberi kepada saya sejak dulu, tetapi sengaja atau tidak ingin saya merasa segan, duit diberi melalui anak.

"Kenapa, dah kaya?" usik ayah. Hendak tak hendak, duit dikocek anak tetap diselitkannya. Cuma sekarang bezanya, duit itu tidak lagi 'dikebas' oleh saya. Dan dalam hati, saya mula berasa senang kerana jumlah yang saya berikan kepada ayah, kini sudah melebihi apa yang mampu diselitkan ke kocek anak saya. Tidak semacam dulu lagi, duit pemberian ayah kepada anak saya sentiasa melebihi duit pemberian saya kepadanya.

Masin sungguh mulut ayah. Tidak sampai tiga tahun, kami bertukar kereta!. Di samping menulis, saya menjadi penerbit. Perniagaan semakin rancak. Oleh sebab bilangan anak bertambah dan keperluan kerja yang meningkat saya sudah membeli MPV untuk kegunaan harian. Anak-anak mula menjejak menara gading. Kehidupan semakin laju dan aktiviti semakin rancak. Namun sibuk sekalipun saya tetap pulang menziarahi ayah dan ibu. Anehnya ayah tetap memberi kepada anak saya walaupun kini saya telah dikenali sebagai korporat yang berjaya. Rupa-rupanya, ayah memberi bukan kerana kekurangan atau kelebihan kami, tetapi dia MEMBERI KERANA ALLAH. Mencontohi Allah al-Wahhab itu!

Anda ingin tahu apa pesan penulis itu kepada saya? Ya, mari kongsi
bersama :

" Kini aku benar-benar faham bahawa ibu ayah yang tua bukan beban dalam kehidupan di dunia, lebih-lebih lagi dalam kehidupan di akhirat. Mereka bukan 'liabiliti' tetapi sebenarnya aset untuk kita (walaupun istilah itu sebenarnya kurang atau tidak tepat kerana ibubapa bukan benda). Rugi betul siapa yang mempunyai ibu bapa yang telah tua tetapi mengabaikannya.

"Memberi kepada ibu bapa hakikatnya memberi kepada diri sendiri. Walaupun itu bukan niat kita ketika memberi, tetapi percayalah rezeki berganda akan pulang kepada kita semula. DOA MEREKA MUSTAJAB. Harapan mereka kenyataan. Kasih mereka bekalan. Benarlah sepertimana sabda Rasulullah s.a.w, keredhaan Allah terletak kepada keredhaan ibu bapa."

Baiklah, inilah sebenarnya rahsia 'perniagaan' yang jarang-jarang diperkatakan oleh tokoh korporat. Juga tidak pernah ditulis dalam mana-mana buku perniagaan. Masih punya ibubapa? MEMBERILAH KEPADA MEREKA. Tidak ada? Tidak mengapa, memberilah kepada anak-anak anda. Tidak ada juga? Memberilah kepada sesiapa sahaja. Kita sentiasa berfikir untuk memberi. Memberi kepada orang lain bererti memberi kepada diri kita sendiri walaupun itu bukan maksud kita ketika mula memberi!



Saturday, August 7, 2010

Khidmat Anak-anak Soleh buat kali terakhir...


Sahabat sekalian,

Cerita dibawah menjadi IBRAH bagi kita semua.

Apa yang paling utama dalam memberikan khidmat terakhir kpd ibu ayah ialah MEMANDIKAN JENAZAHNYA, MENGKAPANKAN TUBUH MULIANYA, MENYEMBAHYANGKAN JENAZAH NYA DAN MENGKEBUMIKAN JENAZAHNYA. Lakukan dengan tangan2 kita sebagai anak2. Lakukan sahabat, lakukannya jika ditakdirkan ibu ayah kita meninggal dunia.

Saya menangis apabila ada sahabat saya menceritakan bagaimana ibu kepada Tuan Guru Dr Harun Din meninggal dunia. Bacalah sahabat pengalaman Dr Harun Din dan keluarganya.



Jiran kpd ibu Dr Harun Din (DrHD) menziarah ibunya pada waktu petang selepas asar. beliau memberi salam tetapi tak menyahut salamnya. Beberapa kali salam diberikan tapi tak ada jawapan. Maka jirannya itu mencari ruang mencari ibu DrHD, akhirnya terlihat ibunya sedang sujud dalam solat. lalu jiran ini balik ke rumah dahulu. beberapa minit kemudian, datang semula berjumpa ibu DRHD, dilihatnya masih sujud. firasat jirannya, ini ada yang tak kena. Lalu masuk ke rumah utk melihat dr dekat ibu DrHD. Rupa2nya, ibu DrHD telah kembali ke rahmatullah dalam masa ibunya sujud menghadap Allah. Ya Allah mulianya kematian ibu DrHD.

Perkara yg paling comel yg dilakukan keluarga DrHD ialah, menyempurnakan dgn tangan2 anak2 jenazah ibunya. Mandikan ibu, kapan ibu, sembahyangkan ibu dan kebumikan tanpa diusik orang lain ke atas tubuh ibunya. Ada jiran2 yg ingin melakukannya tetapi ditolak oelh Dr Harun Din, Hasan Din dan Ishak Din dengan hujjah, "BERILAH SAYA SEKELUARGA PELUANG MEMBUAT KHIDMAT YANG TERAKHIR UNTUK IBU".


Ketika hujah itu diberikan, seluruh masyarakat yang hadir melinangkan air mata kerana tawaaduk dan alimnya anak2 ibu itu. Paling menyayatkan hati masyarakat adalah
apabila ketiga2 adik beradik ini iaitu Harun Din, Hasan Din dan Ishak Din turun sendiri ke lubang lahad mengebumikan jenazah ibunya. Ada beberapa orang yg hadir, memohon dan berkata,"Wahai Tuan Guru, biarlah kami buat semuanya ini menurunkan jenazah ibu Tuan Guru." Permintaan ini ditolak oleh DrHD dgn hujah yg sama "Berilah kami adik beradik peluang mengebumikan jenazah ibu ini kali terakhir". Seluruh yg hadir di kuburan ketika itu, mencurahkan airmata tawadduk di atas akhlak anak2 ibu yang asuh hingga se"alim" sedemikian. Peristiwa ini disempurnakan hingga selesai.

HEBAT IBU ini membina akhlak dan keilmuan anak-anak mereka, maka tidak hairanlah kita semua bahawa DrHD, Hasan Din dan Ishak Din memang disegani oleh kawan dan lawan di Bumi Malaysia ini kerana "AKHLAK"nya yang mulia dan ALIM nya mereka.

Terus terang sahabat, ketika saya mendengar cerita ini, air mata saya melinang apabila tergambar ketika saya dan 11 orang adik beradik menguruskan jenazah ibu bersama Feb 2009 yang lalu. Ya Allah, rahmatilah ibu kami semua. Rahmatilah mereka dan ampunkanlah kami.


Wallahu A'lam.

Nota:



Baca hayati, selami dan insafi...... Amalkan, doa ibu bapa amat mustajab... Bahagia dunia akhirat...

Kalau baca seumpama menjirus air di daun keladi, lebih baik baca tajuk aje...


Monday, August 2, 2010

Keajaiban "Water at the Nano Level"




April 16th, 2008 by Admin Leave a reply » .Courtesy: ArabNews


The Japanese author of best-selling book “Message from Water” scientist Masaru Emoto presented his experiments in proving the high response and flexibility of water crystals during the “Water at the Nano Level” at Dar Al-Hekma Girls College Sunday night in his first visit to the Kingdom.

He founded a theory proving that water takes on the vibration and energy of its environment whether polluted or natural and pure.

He said he believes that water can send messages telling us to look inside ourselves.

Experiments and researches of Emoto, who has a doctorate in alternative medicine, focused on exposing water in glasses to different words, pictures, or music, and then freezing and examining the aesthetics of the resulting crystals with microscopic photography or nanotechnology.

“I paid a lot of effort in taking the first photo of the water crystal using the nanotechnology and equipments that I installed. As I cannot stay in cold places for long, a chemist took this picture in a –35 C atmosphere. He refused the idea of taking pictures of the crystal before convincing him,” Emoto said.

The professor also did the same study on Zamzam water. He had to lighten the water 1000 times in order to be able to freeze it and take a photo of its crystal that looked like a diamond. He said he was at a conference in Hamburg presenting his researches and a Saudi educationalist from Jeddah was present and was impressed to see the different shapes of water crystals. “She told me that this is related to the Islamic concept and told me to come to Jeddah to present that and here I am.”

The shape of a crystal does not stay for more than two minutes. It changes after that with the different temperature. He thought that there must be vibes in water. He experimented surrounding water with music.

He placed a glass of water between two speakers and played Beethoven’s 9th symphony. He took a photo of the water crystal before listening to music. Then he displayed the process of transforming after playing the music to the public. The crystal changed to a beautiful shape. “After that experiment, I knew I was right when I thought that water has vibes and responds to the surrounding environment,” he said.

When he played Tchaikovsky music, water crystals came in a different shape.

He also showed that positive words make beautiful crystals. Negative words make ugly crystals. Words like “you fool” shows a disorganized unclear shape of the water crystal whereas words like “happy” show a more beautiful shape.

More interesting to the attendees was exposing water to pictures where water crystals reflect the different shapes they are exposed to. A glass of water was place on an elephant picture. The water crystal he froze and viewed showed that shape of the elephant’s trunk clearly. And so did a picture of a traditional Japanese house with the triangle shape of the ceiling.

When Emoto was in France once, a Muslim couple gave him a paper that has the 99 names of God delivering it upon the request of their friend. He took it with him to Japan. He left it at his office for almost a year. He then tried using God’s names in exposing them to water. It showed different beautiful shape every time. The water crystal looked simple after listening to Qur’an and Adhan. Emoto stressed on the importance of water and how we should appreciate it. Our bodies consist mainly of water the moment we come to life and until we die. A fertile egg consists of 95 percent of water, newborns have 80 percent water, adults have 70 percent and elderly have 60 percent. It decreases by age and that is what causes Alzheimer because loss of water in the human body.

“Saying prayers and positive words before drinking water changes its crystals and medical reports proved that some patients were actually cured of cancer after drinking water and saying prayers,” said Emoto.

Emoto wrote about his experiments in his book “Message from Water” was translated to 40 different languages and sold around two million copies published in 70 countries. The book came in two volumes; the first in 1999 and the second in 2001

Thursday, July 8, 2010

Meninggal Dalam IMAN.........



Assalamualaikum,

Tuan/Puan,

Disiarkan sedikit berita yang dikongsikan oleh saudara Amy Marzuki melalui email beliau [amy.marzuki@supermax.com.my]untuk tatapan tuan/puan semua


KISAH BENAR!!!(BUKTI GAMBAR DISERTAKAN..)

Assalamualaikum Semua Warga BP,

Pada 4/5/2010 (Selasa Pukul 10.00 pagi) saya dikejutkan dengan satu panggilan memberitahu anak saudara saya (anak abang) talah meninggal kerana mati lemas ketika keluar berdakwah selama 40 hari mengikut Jemaah Tabligh ke pendalaman Sabah. Tempat sebenar kejadian di Daerah Beluran, lebih kuran 21/2 jam perjalanan ke Bandar Sandakan.

Remaja ini bernama Muhammad Huzaifah Bin Muhammad Huzazi. Berumur 21 tahun. Pelajar Ijazah Teknologi Alam Sekitar, Universiti Malaysia Terengganu. Kami berusaha membawa balik ke rumahnya di Sabak Bernam secepat mungkin. Namun kerana peraturan dan dokumentasi, jenazah hanya berjaya di bawa balik pada keesokan harinya. Tiba di Masjid Sri Petaling sebaik sahaja solat Asar berakhir.

Sebaik sahaja kain kapan di buka saya melihat wajahnya seperti sedang tidur tanpa menunjukkan kulit pucat dan kaku seperti kebiasaan mayat. Saya teringat beberapa hadis yang memberikan tanda-tanda orang yang mati dalam keadaan baik(Husnul khatimah). Antaranya dahi berpeluh. Saya cuba mengusap dahi dan mukanya memang terasa berpeluh dan lembab. Darah juga masih mengalir segar. Ketika saya cuba menggantikan kapas di mulutnya kerana kapas tersebut telah penuh dengan darah, saya terkejut kerana darah segar merah masih keluar dari mulutnya dan mengenai kapas baru. Saya menyangkakan dia seperti masih hidup.

Ramai jemaah selepas solat asar juga bertanya adakah benar dia sudah mati kerana nampak seperti sedang tidur. Ketika ibunya ingin menciumnya untuk kali terakhir, ibunya tertekan dadanya. Sekali lagi darah merah cair keluar dari mulutnya. Mengikut kelaziman, selepas hampir 2 hari dan disimpan didalam peti aiS jenazah ketika menunggu untuk dihantar pulang, sudah tentu mayat menjadi beku dan pucat. Darah pun sudah tentu telah menjadi beku dan mati.

Namun kebesaran Allah s.w.t dan janjinya memang benar. Ketika manusia berlumba-lumba mengejar keduniaan, masih kedapatan manusia-manusia yang terpilih untuk mati syahid. Saya terpanggil menulis dan berkongsi cerita ini kerana dalam keadaan sosial para remaja yang semakin larut dengan budaya barat, marilah kita mengajak diri kita, anak2 dan kaum keluarga untuk kembali kepada ajaran Islam sebenar dan mengamalkan amal-amal Islami secara bersungguh-sungguh. Mudah-mudahan suatu hari nanti kita akan TERPILIH dalam golongan orang-orang yang mati syahid di jalan Allah s.w.t.

Mengikut Ayahnya, Ayah angkatnya dan rakan2 universitinya, Huzaifah ini seorang remaja sangat berakhlak. Setiap masa terluang dihabiskan dengan berkunjung ke masjid dan surau bagi menunaikan ibadah dan kerja-kerja agama. Malahan sebahagian wang pinjamannya PTPTN; selain dari untuk yuran pengajian, digunakan untuk dakwah dan kerja-kerja agama. Malahan beliau beberapa kali memberitahu kepada ayahnya yang setiap kali cuti semester panjang, beliau akan ke Sabah kerana disana terlalu ramai orang sudah tinggal kan Islam (Murtad) dan jika masih Islam pun tapi tiada amalan Islam. Masjid dan surau kosong tiada jemaah.

Ketika selepas sembahyang Subuh hari sebelum beliau meninggal lemas ketika mandi di sungai, beliau telah berpesan kepada rakan-rakannya supaya meneruskan usaha dakwah dan mengembalikan orang-orang yang jauh daripada Islam kepada Islam semula. Amat mengagumkan dan membuatkan saya terasa amat kerdil dan tiada nilai.

Semoga roh beliau ditempatkan dalam golongan syuhada sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah s.w.t.

PERSOALANNYA, diri kita, keluarga dan anak-anak kita bagaimana? Adakah telah pasti terselamat dari seksa alam akhirat? sama-sama kita renungkan.

** gambar2 diambil ketika jenazah sampai di masjid sri petaling. wassalam

Friday, June 11, 2010

Mencuci Hati





Diolah oleh pakar motivasi
Datuk Dr. Haji Fadzilah Kamsah.





Segala aspek kehidupan ini bermula daripada hati. Oleh itu di bawah ini ada
beberapa cara bagaimana hendak mencuci hati.

1. Dirikan solat dan banyakkan berdo’a – Ini adalah salah satu kaedah yang sungguh berkesan. Semasa berdo’a turut katakan “Ya,Allah jadikan hatiku bersih”


2. Selawat keatas Nabi Muhammad s.a.w paling minima 100 X sebelum tidur – Ini merupakan satu pelaburan yang mudah dan murah. Disamping dosa-dosa diampunkan, otak tenang, murah rezeki, orang sayangkan kita dan mencetuskan semua perkara kebaikan.


3. Solat taubat – Selain daripada memohon keampunan, dapat mencuci hati dan menenangkan minda.


4. Membaca Al-Quran – Selain dapat mencuci hati juga menenangkan jiwa, penyembuh, penenang, terapi. Sekurang- kurangnya bacalah “Qulhu-allah” sebanyak 3X.


5. Berma’af-ma’afan sesama kawan setiap hari – Semasa meminta maaf perlu sebutkan.


6. Bisikan kepada diri perkara yang positif – Jangan sesekali mengkritik, kutuk diri sendiri, merendah-rendahkan kebolehan diri sendiri.katakan lah “Aku sebenarnya……(perkara yang elok-elok belaka)


7. Program minda/cuci minda – Paling baik pada waktu malam sebelum tidur, senyum, pejam mata, katakan di dalam hati “Ya, Allah cuci otak aku, cuci hatiku, esok aku nak jadi baik, berjaya, ceria, bersemangat, aktif, positif”. Menurut kajian saikologi, apa yang disebut sebelum tidur dapat dirakamkan sepanjang tidur sehingga keesokan harinya – CUBALAH!!


8. Berpuasa – Sekiranya dalam berpuasa terhindar dari melakukan perkara-perkara kejahatan.


9. Cuba ingat tentang mati (Sekiranya hendak melakukan sesuatu kejahatan, tidak sampai hati kerana bimbang akan mati bila- bila masa).


10. Kekalkan wuduk.


11. Bersedekah.


12. Belanja orang makan.


13. Jaga makanan – jangan makan makanan yang shubhah.(diragui halal dan haramnya.)


14. Berkawan dengan ulama.


15. Berkawan dengan orang miskin (menginsafi).


16. Pesan pada orang, jadi baik.


17. Menjaga pacaindera (mata, telinga, mulut…dsb), jangan dengar orang mengumpat

Thursday, June 10, 2010

Petua Membeli Buah-Buahan yang Selamat





  1. Label Buah-buahan Konvensional (Conventional Fruit Labels) - mengandungi empat digit bermula dengan angka 4


  2. Label Buah-buahan Organik (Organic Fruit Labels) - mengandungi lima digit bermula dengan dengan angka 9

  3. Buah-buahan Perubahan Genetik (Genetically Modified Fruits-GMO) - bermula dengan dengan angka 8


Pada masa akan datang apabila kita pergi atau mengunjungi kedai yang menjual buah-buahan ambillah sedikit masa meneliti label buah-buahan tersebut. Cubalah kita mengingati nombor-nombor di atas supaya kita dapat mengelakkan diri kita daripada membeli buah-buahan yang bukan organik dan buahan GMO,......membeli belah dengan selamat!




  • Jadi sekiranya anda mendapati buah epal dilabelkan sebagai 4922, ia adalah buah epal yang telah ditanam secara konvensional yang telah diracun dan dibaja dengan jenis baja-baja yang memudharatkan.



  • Jika di lekatkan dengan label stiker 99222, ianya organik dan selamat di makan.



  • Manakala jika label 89222, maka jangan beli ! kerana ianya dari jenis GMO.


Wednesday, June 9, 2010

Ingatan Dahalu Vs Ingatan Sekarang



Dulu selalu kita bertemu dengan poster yang ditampalkan di surau dan masjid - bergambar mayat terkapan dengan kalimah “Sembahyanglah kamu sebelum kamu disembahyangkan” yang bertujuan untuk menyedarkan serta mengajak kita supaya jangan tinggal kewajiban solat 5 waktu,

Tapi kemarin saya dikejutkan kata rakan yang berkata “ingatan tu dah tak relevan lagi jadi kena tukar”. Saya bertanya “kenapa pulak tak boleh pakai, kan elok tu’. Segera dia jawap “sepatutnya berbunyi begini –
“Sembahyanglah kamu dibelakang Imam sebelum kamu disembahyangkan dihadapan Imam”

Betul juga kata hati saya, sepatutnya KPI solat kita ialah solat berjemaah ikut sunnah Nabi s.a.w. bukan lagi pada takuk lama iaitu solat secara sendirian Barulah ada outcome positif dalam kehidupan kita.

Menurut seorang sahabat sepejabat yang menakalkan kata-kata ustaz mengajar, katanya “kalau kita asyik solat sendiri nanti perumpamaan solat kita dinilai Allah s.w.t macam kita beli buah durian sebiji. Tentulah kita yang nak beli durian sebiji tu akan teliti sungguh, tengok jenisnya, susunan durinya, goncang buah lah, hidu baunya dan lain-lain” ..silap-silap kita reject je kerana tak puas hati.

Tapi perumpamaan solat berjemaah pulak macam kita beli durian selonggok, tentu pelbagai jenis durian kampong, D24.. ada yang kualiti baik, manis, tebal pulak isinya tapi yang buruk-buruk pun masuk sekali dalam pembelian kita tu.

Walaupun ada kualiti solat kita yang berjemaah tidak sama, ada yang khusyuk, ada yang lalai dan alpa namun secara package solat berjemaah itu lebih Allah s.w.t pandang dan terima disamping diberi pula 27 darjat..kan untung. Jadi jom tukar slogan ingatan solat kita kepada yang baru.

Kaedah Mandi Mayat VS Mandi Hadas Besar




Kali ini hendak saya ingin kongsikan sedikit pengalaman dan hikmah sahabat.......berdasarkan perintah Allah s.w.t dalam Al-Quran: Surah Al-Maedah- Ayat 5 berbunyi, " Dan jika kamu berjunub maka mandilah kamu."

Malam tadi ketika duduk-duduk sambil minum teh special tiga rasa dengan teman-teman muncul pulak isu hangat ...betul ke kita ni dah bersuci dari hadas besar dengan cara kita mandi hadas besar selama ini.

Sahabat aku tu mati-mati dia kata, sesiapa nak belajar mandi hadas besar kena belajar mandi jenazah atau mandi mayat secara praktikal. tak cukup sekadar tahu cara-cara mandi mayat atau jenazah. Aik....kenapa pulak gitu lak cara fikir sahabat ni, kadang-kadang jadi binggung lak aku ini.

Semua yang ada terdiam, rasa ingin tahu apa agaknya yang sebenarnya bermain di benak hati sahabat kita ini.

Kata dia "secara praktikalnya bila kita mandikan jenazah atau mayat, kita akan pastikan betul niat kita mandikan mayat, juga tiada ada sesuatu atas permukaan kulit yang menghalang air dari sampai padanya , dan yang pentingnya semua rongga terbuka di seluruh badan kita tu di sampaikan air seperti rongga hidung, telinga, pusat, dubur, kemaluan, rekahan kulit kaki dan sebagainya. Inilah yang jadi kelalaian kita sewaktu mandi hadas besar kerana ambil mudah.

Jadi siapa nak pandai dan betul cara mandi hadas besar, eloklah ambil peluang mandi mayat baru kita supaya kita dapat iktibar dalam mandi hadas besar secara praktikal. Kerana kita dulu waktu belajar kaifiat mandi hadas besar kat sekolah ke, dalam pengajian di surau/masjid ke atau di pondok kesemuanya teori je atau praktikal kering tak basah pun badan".

Maka kita pun pratikalkan je sepanjang hidup kita tanpa ada second look atau ulangkaji amalan....jadi jom kita praktik sedikit teknik mandi mayat supaya betul teknik mandi kita...wasalam.

Tuesday, June 8, 2010

Rasa Hati Gaza

Bersama ini saya lampirkan satu email yang dihantarkan pagi tadi tentang kekejaman terhadap Islam dan kemanusiaan untuk tatapan semua...Al-Fatihah






Baca dan baca lagi utk renungan kita bersama...
Salam,


Semalam Razali Awang, pemberita TV3 yg pergi ke Gaza baru-baru ni, datang ke my company tu share his experience. Persatuan Islam Pekerja yg anjurkan. Razali ni tiap kali dia bercerita, mesti tersekat2 sebab dia kata dia tak dpt lupakan pengalaman yg dia akan kenang smpai mati. I ada things yg nak share yg buat I tak boleh tido mlm tadi: Mesir

Razali kata ni Firaun modern. Nama je Islam tapi dah very secular. Sanggup kencing di dinding2 masjid. Mesir sekat sempadan ..the only way ke Gaza . Makanan dan ubatan2 sume rosak kat sempadan Mesir-Gaza. Sempadan Gaza and Mesir is 14 km long. Kalau lah tak de sekatan, rakyat Palestine takkan kebuluran... "Mesir lebih rela bersempadan dgn Israel drp bersempadan dengan Hamas!" – Apa punya manusia ni, kata Razali Awang.

Khutbah Jumaat di Mesir mengharamkan khutbah mengenai keganasan di Gaza . Razali btau rakyat Palestin yg dia interview, kat Malaysia tiap Jumaat kami bacakan Qunut Nazilah dan bersolat hajat demi kesejahteraan rakyat Palestine … Berapa banyak checkpoint dia kena lalui kat Mesir…tapi dgn pertolongan Allah SWT lepas pulak..tapi perit nya..yg mintak rasuah…charge naik bas 500 meter is RM70!!!
Gaza ( Palestine )

Terbahagi kepada 2 – Hamas dan Fatah…! Kata wartawan dari Belgium dan Itali, the best strawberry in the world comes from Gaza !
Imam Shafie lahir di sini (sebak pulak bila dengar yg ni). Razali kata rakyat Palestine sgt berpegang teguh kpd ajaran Islam dan mazhab Shafie.
Org Palestine sgt baik dan friendly as compared to other Arabs esp yg kat Mesir tu.. Moyang Rasulullah SAW dikebumikan dia sini (lupa nama ..tapi dia mention Hashim….) Beautiful country, iklim Mediterranean .boleh kalahkan Los Angeles kalau tak kerana peperangan..
Hamas

Memang kalangan yg rela mati sebab mati syahid. Rela mati anytime. Bila bersalam perpisahan dengan Razali dia org ucap "Kalau anda dtg lagi ke sini, adakah kita akan bertemu lagi"…like they know they can die anytime. Tulang2 yg melekat kat dinding bangungan rosak, tak busuk walau dah berminggu! Mayat tak reput langsung, bila kubur dibedil oleh Israel …punyalah jahat manusia, kubur pun nak bedil konon tempat simpan senjata.
Hamas ada 25,000 org...tak de senjata canggih tapi yg mati hanya 100 lebih je!! Hamas ni beroperasi di bawah tanah and they are everywhere. They operate in small groups.
Isteri kepada yg mati syahid, hanya ada satu misi, utk berperang dan mati syahid supaya dapat jumpa suami semula di syurga.. Bagi mereka, kanak2 yg mati berada di sisi Allah SWT. Menurut seorang ibu yg anak nya mati syahid, hari ni sorang mati, esok lahir lagi seorang bayi..

Israel

Memang pengecut sebab tak berani perang one to one ngan Hamas. Kat darat hanya duduk dlm kereta kebal. Pastu serang ngan bom pintar, bom fosforus dari jarak jauh. Dia org tau Hamas ada penembak tepat! So, depa takut nak turun dari kereta kebal.

Kereta kebal Israel musnahkan tanaman seperti anggur dan pokok zaitun sebab tanaman ni makan masa bertahun nak tumbuh balik. Biar rakyat Palestine kebulur dan tak de sumber pendapatan Semua resolusi PBB, satu pun Israel tak ikut!!! Ada back-up besar lah katakannn...
Rakyat Palestine

Sedih Razali tengok dia org rebus rumput sebab dah tak de makanan. Kanak2 tiada cita-cita lain selain dari ingin menjadi pengebom berani mati kerana trauma melihat ahli keluarga dibunuh di depan mata sendiri! Di hospital, pembedahan, jahit kulit ke apa ke…terpaksa dibuat tanpa bius. Sebab ubat dah tak de. Razali kata tak tahan dia tengok budak2 menjerit2 kesakitan bila kepala di jahit! Dia jugak pergi sendiri ke dewan bedah yg telah dibedil dgn bom fosforus ..sebelum serangan ada few doctors sedang bedah pesakit….Razali kata tak de apa yg tinggal ..semua dah jadi abu!!! Ada la nampak serpihan tulang sikit2 here and there…Fosforus ni dia hancurkan kulit dan tulang…Nauzubillah. Ada banyak lagi..but too long to write. Razali Awang memang volunteer nak pergi ke Gaza ...So, inilah yg diceritakan oleh beliau.

So friends, kita terus doa dan berdoa utk keselamatan saudara Islam kita di mana jua mereka berada..

CIUM ANAK DAPAT PAHALA




Cium anak sendiri ya - bukan cium anak dara orang...

Keistimewaan yang bakal diperoleh apabila anak-anak anda boleh digelar kanak-kanak atau kupu-kupu syurga. Barangsiapa yang mengembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah. Orang yang menangis takutkan Allah diharamkan oleh Allah akan api neraka ke atas tubuhnya.



Ciumlah anakmu kerana pahala setiap ciuman itu dibalas dengan satu darjat syurga. Nisbah di antara dua darjat ialah 500 darjat. Syurga itu ialah sebuah kampung kesenangan, tiada masuk ke dalamnya melainkan orang yang menyukai kanak-kanak. Barangsiapa keluar ke pekan Muslim dan membeli barang-barang dan kembali ke rumah dengan buah tangan untuk anak-anaknya, nescaya mendapat rahmat daripada Allah dan tidak diseksa di Akhirat kelak.



Muliakan anak-anak dengan mengajar mereka adab dan ilmu agama. Barangsiapa memuliakan anak-anaknya dalam keadaan jahil dia turut menanggung tiap-tiap dosa yang dilakukan oleh anaknya itu dan barangsiapa membekalkan anaknya itu turut diperolehinya.



Aqrak pernah terlihat Nabi SAW mencium cucu baginda Hassan. Aqrak berkata; "Anakku sepuluh orang banyaknya, namun tiada seorang pun yang pernah aku cium." Sabda Nabi SAW; "Orang yang tidak menyayangi pulatidak akan disayangi."



Barangsiapa ke pasar dan membeli sesuatu barang untuk ahli keluarganya dan dia memikulnya ke rumah; pahalanya seperti dia memikul sedekah untuk orang yang sangat berhajat. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.




Seorang lelaki bertanya; "Ya Rasulullah, kepada siapakah harus aku berbakti? " Jawab baginda; "Berbaktilah kepada ibu bapamu." Kata lelaki itu lagi; "Ibu bapaku sudah tiada lagi." Sabda Nabi SAW; "Kalau begitu berbaktilah kepada anakmu, ibubapa berhak terhadap dirimu dan anakmu pula berhak ke atas dirimu."



Wallahualam bissawab